Minggu, 25 Oktober 2009

whADdoyouthink?

Sebuah pertanyaan tentang keberadaan ADvertisement saat ini..

Memang tak pernah terpikir untuk memasuki area pertarungan dunia periklanan, mungkin juga termasuk Anda. Karena ternyata telah dibuktikan bahwa seorang psikolog pun dapat terjun dan akhirnya menikmati dunia periklanan –sebut saja Pak FX. Ridwan Handoyo-. Maka dunia iklan bukanlah area yang memberlakukan hokum rimba – di mana yang kuat akan menguasai yang lemah –. Dunia iklan juga tidak berbicara mengenai kreatif atau tidak kreatif, selling or not selling, menguntungkan atau merugikan, advertising is talking about humanity.

Beriklan bukan lagi membagi informasi. Beriklan bukan juga sebatas pada mempersuasi. Lebih dalam dari membagi informasi dan mempersuasi, beriklan adalah menjalin relasi. Dan dunia digital adalah kendaraannya.

Saya (Anastasia Triguna) lewat blog ini mengajak kita belajar bersama dari kasus unik dari perubahan cara beriklan. Sebuah merek terkenal, Coca-Cola, produk kelahiran 1886 ini awalnya memang melakukan gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memperkenalkan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan. Namun, apakah hal itu sekarang masih dilaksanakan, tentu tidak. Dengan berkembangnya era digital, maka advertising tidak lagi berbicara tentang memperkenalkan produk. Tapi juga menjalin relasi dengan consumer. Periklanan tidak sebatas lagi pada how to design print ad tapi kini harus memikirkan how to design a relationship? Saat ini Coca-cola tidak berhenti pada print ad, tetapi kini coca-cola juga ikut membangun relationship dengan consumer-nya lewat social networking- Facebook.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar